Kondosapata merupakan istilah yang indah dalam menyatukan wilayah Pitu Ulunna salu. Tapi untuk beberapa “orang Mamasa” agaknya sedikit terusik dengan istilah ini. Menurut mereka istilah ini terlalu identik dengan Mamasa. Secara historis kondosapata adalah nama yang diberikan kepada Mamasa yang kala itu belum dihuni oleh manusia.
Diceritakan bahwa Mamasa adalah tempat berburu dan menangkap ikan. Disana terdapat sepetak sawah yang luas (Kondosapata).Di sanalah mereka menangkap ikan. Dengan demikian muncullah istilah Kondosapata.
![]() |
Mamasa dari puncak Mambulilin |
Jadi bagaimana bisa istilah yang sederhana, dari daerah tak berpenghuni dan tempat untuk menangkap ikan ini, digunakan untuk mewakili seluruh daerah Pitu Ulunna Salu (bahkan Karua Ba’bana Binanga).Bukankah ini sedikit berlebihan.
Dalam perkembangan selanjutnya Mamasa yang awalnya tak berpenghuni, sedikit demi sedikit diisi oleh pendatang dari Toraja. Pendatang ini Kemudian diberikan kedudukan agar mempermudah membangun daerah kekuasaan Pitu Ulunna Salu. Dikemudian hari Belanda yang menduduki Mamasa, membuatnya menjadi wilayah yang istimewa karena menjadi pusat pemerintahan Belanda. Bisa jadi mulai saat itu istilah kondosapata pun ikut istimewah....
Berikut pernyataan teman-teman kita mengenai istilah "Kondosapata".
***************
saya juga sebenarnya bingung, nama kondosapata itu lahir dari mana..??
setahu saya sejarah lahirnya nama kondosapata itu tidak ada, bukti2 sejarahnya jg tidak ada. jadi sampai sekarang saya mengklaim bahwasanya nama kondosapata itu dimunculkan secara sepihak oleh orang2 yang tidak bertanggung jawab.
***************
nama kondosapata adalah nama organisasi massa yang ada di kendari yang terbentuk sekitar tahun 1960-an,
Kondosapata artinya sepetak sawah yang dapat di artikan sebagai bagian percabangan organisasi Kastor di Kendari.
nama Kondosapata terbentuk dari perkumpulan orang2 yang berasal dari toraja bagian barat yang bermukim di Kendari pada sekitar tahun 1960-an.
jika ada yang ingin bantah komentar ini, silahkan. jadi semua orang2 toraja yang merasa dirinya dari toraja bagian barat, pada sekitar tahun 1960-an masuk pada organisasi Kondosapata.
***************
Bahasa TABULAHAN (bahasa Pongka Padang Turun Temurun) jauh berbeda dengan bahasa Mamasa, yang lalu menciptakan istilah baru dengan sebutan Kondo Sapata.Mamasa Hanya Bagian kecil Dari wilayah adat PUS.sebelumnya merupakan wilayah tak berpenghuni dan merupakan tanah milik tetua kampung dari tabulahan dan sekitarnaya. Dikenal dengan sebutan PEBEKDOK PEKOSANGANG tempat berburu.Wilayah ini kemudian didiami pendatang dari Toraja (Tator).Sebab itu dalam wilayah yang disebut Pitu Ulunna Salu Mamasa tidak disebut.hanya karena pada masa pemerintahan Kolonial Belanda Merasa cocok berdiam di situ, Mamasa kemudian dijadikan pusat pemerintahan. Tidak heran pengaruh belanda sangat kental di Mamasa dibanding wilayah lainnya di pegunungan.Dari situ Mamasa lalu membuat cerita baru tentang struktur dan kedudukan wilayah di pegunungan PUS.Ini salah satu sejarah yang harus dijadikan pembanding dalam menulis sejarah.dan memang harus di cek ke akuratannya dilapangan. Misalnya tentang Bahasa Tabulahan tadi yang Sangat jauh berbeda dari bahasa Mamasa yang lebih dekat ke Toraja baik bahasa maupun adat kebudayaannya.Sementara Tabulahan diakui sebagai pusat perkembangan leluhur masyarakat PUS.
***************
Dalam Struktur Pemerintahan adat PUS, Mamasa yang sebelumnya merupakan wilayah kosong dan hanya merupakan lahan perburuan tetua kampung di tujuh wilayah PUS, disitu terdapat sebuah sawah ( KONDO ) sepetak ( SAPATAK ) yang menjadi tempat mencari ikan: ikan gabus(BEKDO)ikan betok (KOSANG) yang kemudian melahirkan istilah untuk Mamasa yang lebih di akui masyarakat TABULAHAN dan sekitarnya dengan sebutan PEBEKDOK PEKOSANGANG ( tempat cari ikan gabus, ikan betok atau lebih umum tempat berburu). Setelah didiami pendatang baru dari Toraja, lalu diberi kedudukan sebagai PARENGNGEK ( memanggul ) segala aturan yang ada di tujuh wilayah PUS, untuk dijadikan rujukan bila suatu ketika menemui masalah dalam membangun masyarakat. Tapi sayang, ketika kedudukan Mamasa menjadi lebih berkembang/maju, setelah menjadi pusat pemerintahan penjajah Belanda, para pemuka masyarakatnya dibantu Belanda membuat berbagai aturan dan struktur baru dalam pemerintahan adat masyarakat PUS.Istilah PARENGNGEK kemudian dipakai balanda untuk menyebut semua kepala pemerintahan adat di wilayah PUS yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan TO MAKAKA (YANG DITUAKAN). Penciptaan istilah dan struktur baru itu, oleh Belanda dilakukan dalam rangka melancarkan segala misi yang mereka emban termasuk salah satunya mengacaukan tatanan kehidupan masyarakat yang dikhawatirkan bila tetap kuat dan bersatu, akan melakukan perlawanan yang bisa mengancam kelangsungan pendudukan mereka di tanah pertiwi.
***************
Jauh sebelum wilayah Mamasa dihuni, awalnya wilayah merupakan kawasan kekuasaan Tomakaka Tabulahan yang dijadikan tempat berburu.Tomaka Tabulahan memiliki sepetak sawah yang luas (kondo sapatak) dan tebat, atau sejenis tempat memelihara ikan yang luas (limbong kaluak).Ketika itu, tuju wilayah PUS telah memliki struktur pemerintahan adat yang masing2 berdaulat diwilayahnya dengan aturan yang disepakati bersama.Seiring perkembangan manusia.Mamasa kemudian dihuni para pendatang dari Toraja.Untuk mengatur masyarakat baru ini para pemimpin PUS sepakat meramu sejumlah aturan untuk di embankan (diparengnge'i) kepada yang dituakan oleh para pendatang yang menjadi kelompok masyarakat baru ini. Ketika penjajah Belanda datang, hawa dingin Mamasa dirasa cocok untuk menjadi temapat pusat pemerintahan orang2 Eropa ini dan lahan pengembagan kristenisasi karena ketika itu hanya Mamasa yang belum dimasuki ajaran agama islam.
***************
Mamasa ketika itu hampir seluruh warganya menganut aliran kepercayaan aluk to dolo sementara pada saat yang sama Aralle dan Mambi serta wilayah sekitarnya sebagian warganya telah memeluk agama Islam. Belanda yang melancarkan penjajahannya dengan politik pecah belah dan memutar balik kemapanan struktur masyarakat yang ada secara turun temurun, kemudian bersekongkol dengan pribumi penghianat untuk mengacaukan persaudaraan warga PUS dengan menempatkan Mamasa seakan-akan membawahi wilayah PUS dengan karangan Kondo sapatak wai sapalelean, dengan limbong kaluaknya sebagai sebuah wilayah luas membawahi wilayah sampai pesisir, kemudian menjadikan parengngek sebagai sebutan untuk setiap pemmpin yang awalnya hanya berlaku di Mamasa. Di wilayah lain di PUS disebut Tomakaka. padahalMamasa yang awalnya tidak didiami oleh orang-orang Tabulahan karena tandus hanyalah wilayah tempat mencari ikan dan berburu oleh Tomakaka Tabuahan.
***************
kondosapata itu adalah nama organisasi masyarakat yang ada di kendari yang orang2nya berasal dari toraja bagian barat, jadi bukan cuma orang Mamasa saja. kalau tidak tau cerita tentang arti kondosapata, jangan asal ngomong
***************
iya, Mamasa termasuk toraja bagian barat,orang Mandarpun yang ada di Kendari pada sekitar tahun 1960-an waktu itu juga masuk pada organisasi KONDOSAPATA.
Jadi semua orang Toraja yang berasal dari Toraja bagian Barat yang bermukim di Kendari pada sekitar tahun 1960-an masuk pada organisasi KONDOSAPATA.
Jadi nama KONDOSAPATA menurut cerita orang tua2 yang bermukim puluhan tahun di Kendari, KONDOSAPATA artinya sepetak sawah yang dapat di artikan sebagai satu percabangan dari ORGANISASI KASTOR.
jadi nama KONDOSAPATA mulai ada di Kendari setelah adanya namanya KASTOR. Jadi nama KONDOSAPATA ada sekitar lebih kurang setahun setelah adanya nama KASTOR.
Nama KASTOR di Kendari ada pada Tahun 1965, berarti nama KONDOSAPATA mulai ada sekitar tahun 1966-1967.
Yang menciptakan nama KASTOR di Kendari adalah: bapak A.T Pandin, bapak Samuel Mangori,BA dan bapak Willem Mangori. mereka bertigalah yang menciptakan nama KASTOR pada tahun 1965.
pro kondosapata (cuma satu tapi keras)
***************
Maaf Pak XXXX ini dari dunia mana, koq tidak tahu sejarah... Kondo sapata' wai sapalelean itu adalah istilah untuk menyatukan wilayah dari PUS sampai ke wilayah Mamasa..pengertian "Kondo Sapata, wai sapalelean" adalah "satu petak sawah yang luas, yang pengairannya sama rata"... yang mengandung arti "kemerataan di segala bidang".. yang sekarang ini sebenarnya tidak berfungsi lagi...Mungkin Pak XXXX keliru di sini.. yang Pak XXXX maksud mungkin istilah "Limbong Kalua'" kalau istilah ini memang hanya mencakup Mamasa, yakni "tanda langngan tanda sau'". Sorry Pak XXXX, saya terusik dengan pemahaman anda yang saya anggap sebagai satu kekeliruan, Tabe' lako Pak XXXX.
Dari Tabulahan
Sumber : Komentar dari Blog-blog sola mamasa dan lulareq Mandar..
0 komentar:
Post a Comment