Aluk Todolo
![]() |
budaya aluk todolo |
Aluk Todolo atau Alukta
adalah aturan tata hidup yang telah dimiliki sejak dahulu oleh
masyarakat Suku mamasa, Sulawesi barat. Aturan tata hidup tersebut
berkenaan dengan sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan, dan sistem
kepercayaan.
Dalam hal keyakinan, penduduk Suku Mamasa percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha mulia). Meski begitu, penganut Aluk Todolo
relatif terbuka terhadap modernisasi dan dunia luar. Mereka meyakini,
aturan yang dibuat leluhurnya akan memberikan rasa aman, mendamaikan,
menyejahterakan, serta memberi kemakmuran warga.
Penganut Aluk Todolo menjunjung tinggi kebenaran dan
kejujuran. Mereka begitu tegas menerapkan aturan leluhur. Berani
melanggar berarti bakal menyengsarakan warga dusun, misalnya
mendatangkan petaka gagal panen. Semua kesalahan dan kecurangan
berhadapan dengan hukum dan hal itu berlaku bagi semua, termasuk
keluarga dekat, saudara jauh, atau pendatang.
Dalam
mitos Mamasa, leluhur orang Mamasa datang dari surga dengan menggunakan
tangga yang kemudian digunakan oleh suku Mamasa sebagai cara
berhubungan dengan Puang Matua, dewa pencipta. Alam semesta, menurut kepercayaan Aluk Todolo,
dibagi menjadi dunia atas (surga) dunia manusia (bumi), dan dunia
bawah. Pada awalnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan,
pemisah, dan kemudian muncul cahaya.
yang dianggap sebagai pemegang kekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman.
Kepercayaan Aluk Todolo bukan hanya sistem keyakinan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan kebiasaaan. Aluk Todolo mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. Tata cara Aluk Todolo
bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum
adalah peraturan bahwa ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan.
Suku Mamasa percaya bahwa ritual kematian akan menghancurkan jenazah
jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. Kedua ritual
tersebut sama pentingnya.
Aluk Todolo
pernah menjadi tali pengikat masyarakat Mamasa yang begitu kuat, bahkan
menjadi landasan kesatuan yang sangat kokoh sehingga
kemanapun orang Mamasa pergi akan selalu ingat kampung halaman, dan
rindu untuk kembali kesana. Ikatan batin yang begitu kokoh tentu saja antara lain adalah buah-buah dari tempaan Aluk Todolo
itu. Karena itu kita patut prihatin bila aluk todolo itu kini nyaris
lenyap diterpa arus dunia modern. Maka mari kita pikirkan bersama
warisan leluhur yang begitu berharga ini.
0 komentar:
Post a Comment